Sore hari di Pondok Tahfidz Ashabul Jannah Gowa, lapangan terbuka berubah menjadi arena latihan yang penuh semangat. Para santri, dengan busur di tangan dan senyum di wajah, bersiap mengikuti kegiatan memanah yang tak hanya melatih fisik, tapi juga membentuk jiwa yang tenang dan fokus.

Suasana latihan berlangsung penuh semangat namun tetap tertib. Para santri bergiliran mencoba membidik sasaran, sementara rekan-rekan mereka memberi semangat dari pinggir lapangan. Senyum dan tawa kecil sesekali terdengar, menambah kehangatan sore itu. Bagi mereka, memanah bukan hanya tentang anak panah yang melesat, tapi juga tentang melesatnya semangat dalam menuntut ilmu.
Dalam banyak hadits shahih, memanah disebut sebagai salah satu olahraga sunnah yang paling dianjurkan bagi umat Islam. Olahraga ini menuntut konsentrasi tinggi, ketepatan, dan kendali diri—nilai-nilai yang sejalan dengan semangat pendidikan di pondok tahfidz. Tak heran jika kegiatan ini menjadi pilihan yang tepat untuk membentuk karakter santri yang tangguh dan penuh kendali diri.
Sorotan kamera menangkap wajah-wajah santri yang serius membidik sasaran, namun tetap ceria menikmati prosesnya. Di Antara Anak Panah Yang Melesat, Tersimpan Harapan Besar: lahirnya generasi Qur’ani yang kuat, tenang, dan penuh semangat.
Di penghujung kegiatan, para pengurus pondok menyampaikan terima kasih kepada para dermawan yang telah mendukung setiap langkah kebaikan di Pondok Tahfidz Ashabul Jannah. Dukungan itu menjadi cahaya yang menerangi jalan para santri dalam menuntut ilmu dan membangun masa depan.